PENDEKATAN INQUIRY DALAM PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA AKTUALISASI SISWA TERHADAP MASALAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Makalah
ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SPM
Dosen
Pengampu : Lukman Harun, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 7
1.
Emma Rifka Aniza Susanto [11310326]
2.
Muhammad Iqbal Syahputra [11310328]
3.
Melina wulandari [11310338]
Kelas 3H
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung peserta didik seringkali mengalami
kesulitan dalam menerapkan keterampilan yang mereka dapatkan di sekolah ke
dalam kehidupan nyata sehari-hari, hal ini dikarenakan keterampilan yang diberikan
dalam pembelajaran lebih banyak diterima dalam konteks sekolah dari pada
konteks kehidupan nyata. Sementara itu Semiawan dalam Wulandari (2002:1) menyatakan
pendapatnya, meskipun para peserta didik
mendapatkan nilai-nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka
tampak kurang mampu menerapkannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap ke dalam situasi lain.
Salah satu faktor penyebab yang mempengaruhi hal tersebut
adalah berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan sekolah
masih berjalan konvensional dan banyak di dominasi guru
(teacher centered). Guru cenderung memindahkan informasi sebanyak-banyaknya
kepada peserta didik sehingga konsep,
prinsip dan aturan-aturan terkesan saling terisolasi dan kurang bermakna.
Banyak pihak merasa tidak puas lagi dengan model pembelajaran konvensional.
Pendekatan
pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah
merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk mengajarkan proses-proses
berpikir tingkat tinggi, membantu peserta didik
memproses pengetahuan yang telah dimiliki dan membantu peserta didik
membangun sendiri pengetahuan tentang dunia sosial di sekelilingnya.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas, dapat dibuat beberapa
rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah teoritis dari definisi pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah?
2.
Apa sajakah kelebihan dan kekurangan pendekatan
inquiry dalam pemecahan masalah?
3.
Apa sajakah langkah yang digunakan untuk pendekatan
inquiry dalam pemecahan masalah?
4.
Bagaimanakah
penerapan metode pendekatan inquiry
dalam pemecahan masalah?
C.
PEMECAHAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1.
Menganalisis teoritis dari definisi pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah
2.
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan pendekatan
inquiry dalam pemecahan masalah.
3.
Menjelaskan langkah yang digunakan dalam pembelajaran pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah.
4.
Menjelaskan penerapan metode pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teoritis dari Definisi Pendekatan Inquiry dalam Pemecahan Masalah
1.
Definisi Pembelajaran pendekatan
inquiry dalam pemecahan masalah
Istilah
Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti Discovery,
Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam
penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan
secara sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan peserta didik. Dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry, sumber belajar
menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang kepada peserta didik untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai
cara pendekatan masalah.
Menurut
Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi
antara stimulus dan respon keduanya merupakan hubungan antara dua arah, belajar dan
lingkungan.
Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa
bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Menurut Boud dan Felleti (1997) dan Forgati
(1997) strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada peserta didik dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured melalui stimulus
dalam belajar.
Pengajaran
berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk
memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan
mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok
untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
Pembelajaran
dengan pendekatan pendekatan pemecahan
masalah
juga memberikan peluang bagi peserta didik
untuk melibatkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang
dimiliki peserta didik.
Keterlibatan kecerdasan majemuk dalam pemecahan masalah dapat menjadi wahana
bagi peserta didik yang memiliki
kecerdasan majemuk beragam untuk melibatkan kemampuannya secara optimal dalam
memecahkan masalah.
Pembelajaran
dilaksanakan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Oleh karenanya,
penilaian pembelajaran dilaksanakan
secara nyata dan authentic assesment. O’Malley dan Pierce (1996)
mendefinisikan authentic assesment sebagai bentuk penilaian di kelas
yang mencerminkan proses belajar, hasil belajar, motivasi, dan sikap terhadap
kegiatan pembelajaran yang relevan. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio
yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan pelajar yang
dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam
kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Teori Belajar Yang Mendukung pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah
Berikut ini adalah teori belajar yang mendukung pembelajaran pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah yaitu teori kognitif, yang didalamnya terdapat teori:
1) Teori Piaget
Pemanfaatan teori
Piaget adalah guru memusatkan pada proses berpikir anak atau proses mental anak
lebih utama daripada sekedar hasil. Peran aktif peserta didik
dalam pembelajaran sangat penting untuk perkembangan intelektualnya.
2) Teori Vygotsky
Pemanfaatan dari teori
Vygotsky dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah guru membagi peserta didik
dalam kelompok-kelompok belajar, kemudian menciptakan suasana kelas yang
memungkinkan pertukaran ide yang terbuka dan memberikan bimbingan, dorongan dan
bantuan kepada siswa untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah.
3) Teori belajar Ausubel
Dukungan
penting teori belajar bermakna Ausubel adalah dalam hal menghubungkan
pengetahuan yang sudah dipunyai siswa dengan masalah yang akan diselesaikan.
Untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, siswa harus mampu menghubungkan
pengetahuan yang ia miliki dengan permasalahan yang dihadapi. Bila pengetahuan
atau konsep yang dimiliki peserta
didik belum dapat digunakan untuk memecahkan masalah maka guru perlu
membimbing peserta didik untuk
menemukan konsep tersebut. Dengan demikian peserta didik akan mampu memecahkan masalah yang diajukan apabila
ia cukup memiliki pengetahuan yang terkait dengan masalah itu sehingga
pengetahuan baru yang didapatkan akan lebih bermakna.
4)
Teori
Bruner
Kaitan
pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah ini guru menekankan keterlibatan peserta didik secara aktif, orientasi
induktif lebih ditekankan daripada deduktif, dan peserta didik menemukan atau mengkonstruksi pengetahuan mereka
sendiri. Guru yang menganut teori Bruner harus menjadikan peserta didik mampu mandiri. Guru
mendorong peserta didik untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya sendiri atau memecahkan masalah secara
berkelompok, sehingga peserta didik
akan mendapat keuntungan jika mereka dapat “melihat“ dan “melakukan” sesuatu
daripada hanya sekedar mendengarkan ceramah.
teori belajar behevioristik berhubungan dengan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah, karena
pendekatan pemecahan masalah
menyajikan suatu permasalahan
yang nyata dilingkungan sekitar peserta didik
secara otomatis mereka
belajar matematika sekaligus belajar tentang lingkungan kehidupan sekitar
sehingga akan mempengaruhi tingkah laku peserta didik
dan menurut definisi teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang
lebih menekankan pada tingkah laku manusia, sehingga pendekatan pemecahan masalah
cocok untuk dipadukan dengan teori belajar behavioristik. Hal ini didukung oleh
pendapat Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui
interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah
laku.
B.
Kelebihan
dan Kekurangan Pendekatan
Inquiry dalam Pemecahan Masalah
Beberapa kelebihan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah adalah :
1.
Menumbuhkan situasi keakraban diantara peserta didik, karena diberi kesempatan untuk saling
berkomunikasi dalam memecahkan suatu permasalahan
2.
Membiasakan berfikir sistimatis dan analitis dalam mengajukan hipotesis
dan pemecahan masalah
3.
Membiasakan berfikir objektif dan empirik yang didasarkan atas
pengalaman atau data yang diperoleh
4.
Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran
5.
Dapat menambah wawasan bagi peserta didik dan sumber belajar karena terjadi saling tukar
pengalaman
6.
Peserta didik lebih memahami konsep matematika yang diajarkan, sebab mereka sendiri
yang menemukan konsep tersebut.
7.
Melibatkan peserta didik secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.
8.
Peserta didik
dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika, sebab masalah-masalah yang
diselesaikan dikaitkan dengan kehidupan nyata. Hal ini dapat meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa terhadap matematika.
9.
Menjadikan peserta didik lebih mandiri dan lebih dewasa.
10.
Memupuk sifat inquiry (meneliti) peserta didik
11.
konsep menjadi kuat
12.
Penemuan masalah dapat
meningkatkan kreativitas.
Beberapa Kekurangan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah :
1.
Jika tidak
ada kesiapan dan kemampuan dari peserta didik
untuk memecahkan permasalahan maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai,
juga kemungkinan akan terjadi pendominasian oleh beberapa orang peserta didik
yang sudah biasa dalam hal mengemukakan pendapat
2.
Tidak dapat diterapkan
untuk semua materi pelajaran matematika. Hanya materi tertentu saja yang dapat
diajarkan dengan pembelajaran berdasarkan masalah.
3.
Membutuhkan persiapan
yang matang.
4.
Memakan waktu yang
relatif lama, sehingga dapat berakibat materi pembelajaran kadang-kadang tidak
tuntas penyelesaiannya.
C.
Langkah
pada Pendekatan Inquiry dalam Pemecahan Masalah
Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan Inquiry yaitu sebagaimana
dikemukan oleh A.Trabani :
1.
Stimulation :
Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau memberi
kesempatan kepada peserta didik
untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat
permasalahan
2.
Problem Statement :
peserta didik
diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan.
Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
atau hipotesis.
3.
Data Collection :
Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis itu, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objeknya, mewawancarai narasumber, uji coba sendiri dan sebagainya.
4.
Data Processing :
Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan, ditabulasikan kalau
mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu.
5.
Verification :
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut,
pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek
terbukti atau tidak.
6.
Generalization :
Berdasarkan hasil verifikasi maka peserta
didik menarik
generalisasi atau kesimpulan tertentu.
Adapun langkah
secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi tentang penggunaan
pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :
1.
Kegiatan pemberian
dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik perhatian peserta didik dan mengungkapkan
hubungan bahan belajar yang akan dipelajari dengan bahan belajar yang sudah
dikuasai atau dalam keseluruhan bahan belajar secara utuh
2.
Kegiatan
penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan untuk
mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur pembelajaran yang
harus diikuti oleh warga belajar
3.
Proses inquiry.
Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pengajuan permasalahan
b. Pengajuan pertanyaan
c. Pengumpulan data
d. Penarikan kesimpulan
e. Penarikan generalisasi
4.
Umpan balik.
Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon peserta didik terhadap keseluruhan bahan belajar yang telah dipelajari
5.
Penilaian. Kegiatan
penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan maupun tertulis dan
atau penampilan.
D.
Penerapan
Metode Pembelajaran Pendekatan Inquiry dalam Pemecahan Masalah
No
|
Tahap Pembelajaran
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
1
|
Menemukan masalah
|
Memberikan permasalahaan yang diangkat dari latar kehidupan
sehari-hari siswa. Memberikan masalah yang bersifat tidak terdefinisikan.
|
Berusaha menemukan permasalahan dengan cara melakukan kajian dan
analisis secara cermat terhadap masalah yang diberikan.
|
Memberikan sedikit fakta diseputar konteks permasalahan
|
Melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam menemukan
permasalahan.
|
||
2
|
Mendefinisikan masalah
|
Mendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan intra
personal dan kemampuan awal untuk memahami masalah
|
Dengan menggunakan kecerdasan interpersonal dan kemampuan awal siswa
berusaha memahami masalah.
|
Membimbing siswa secara bertahap untuk mendefinisikan suatu
masalah-masalah yang diberikan
|
Berusaha mendefinisikan permasalahan.
|
||
3
|
Mengumpulkan fakta
|
Membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan data
|
Melakukan pengumpulan fakta dengan menggunakan pengalaman-pengalaman
yang sudah diperolehnya
|
|
|
Membimbing siswa untuk melakukan pencarian informasi dengan berbagai
cara
|
Melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara.
|
Membimbing siswa melakukan pengelolaan informasi
|
Melakukan pengelolaan informasi yang diperolehnya dengan berpatokan
pada :
a.
Know
b.
Need to know
c.
Need to do
|
||
4
|
Menyusun hipotesis
|
Membimbing siswa untuk menyusun jawaban hipotesis/ dugaan sementara.
|
Membuat hubungan-hubungan antar berbagai fakta yang ada
|
Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan majemuk dalam menyusun
hipotesis
|
Menggunakan berbagai kecerdasan majemuk untuk menyusun hipotesis
|
||
Membimbing siswa untuk menyusun alternative jawaban sementara
|
Berusaha menyusun beberapa jawaban sementara.
|
||
5.
|
Melakukan penyelidikan
|
Membimbing siswa untuk Melakukan penyelidikan terhadap informasi yang
sudah diperolehnya.
|
Melakukan penyelidikan terhadap informasi dan fakta yang sudah
diperolehnya.
|
6.
|
Menyempurnakan permasalah yang didefinisikan
|
Membimbing siswa untuk Menyempurnakan permasalah yang didefinisikan
|
Melakukan Penyempurnaan masalah yang didefinisikan.
|
7.
|
Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif
|
Membimbing siswa untuk menimpulkan alternatif pemecahan masalah
secara kolaboratif
|
Menbuat kesimpulan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif
|
8.
|
Melakukan pengujian hasil pemecahan masalah
|
Membimbing siswa melakukan pengujian hasil pemecahan masalah
|
Melakukan pengujian hasil pemecahan masalah
|
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan
belajar dan hasil belajar siswa. Guru sebagai penyampai informasi tidak hanya
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi guru
diharapkan mampu mengelola pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
siswa.
Respon siswa
merupakan salah satu indikator keefektifan suatu rancangan pembelajaran. Respon
siswa dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai sesuatu hal daripada hal lainnya. Dapat pula dilihat melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas dan cenderung memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap obyek tersebut.
Pembelajaran
berdasarkan masalah ditinjau dari aktivitas guru dan siswa, kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran dan respon siswa memenuhi kriteria efektifitas.
Akan tetapi hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar baik secara
klasikal maupun ketuntasan tujuan pembelajaran. pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa terlibat aktif
mengikuti pembelajaran, pembelajaran dengan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan kreatifitasnya
DAFTAR PUSTAKA
·
Jin-Xing Hao, dkk. Predicting Problem-Solving Performance Using
Concept Map. Journal international.
·
Margaret Avard. 2009. Student-Centered Learning in an Earth Science,
Preservice, Teacher-Education Course. Journal international.
·
Nuralam. 2009. Pemecahan masalah sebagai pendekatan dalam belajar
matematika. Jurnal nasional.
·
Hartanto. 2011.
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI. Jurnal nasional.
·
http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/05/pembelajaran-inkuiri-inquiry-teaching.html (diakses : 20
november 2012)
Reviewing Slots, Table Games & Live Casino Games - Poormans
BalasHapusSlots.lv 바퀴벌레 포커 is a gambling website offering live casino and 아 샤벳 live blackjack tables that are 넷마블토토사이트 offered on the 다파벳 site of Casino.lv. 1xbet korean