Senin, 03 Desember 2012


PENDEKATAN INQUIRY DALAM PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA AKTUALISASI SISWA TERHADAP MASALAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SPM
Dosen Pengampu : Lukman Harun, S.Pd., M.Pd.

 

Disusun oleh :
Kelompok 7
1.         Emma Rifka Aniza Susanto     [11310326]
2.         Muhammad Iqbal Syahputra    [11310328]
3.         Melina wulandari                      [11310338]
Kelas 3H







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI SEMARANG
2012


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pada saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung peserta didik seringkali mengalami kesulitan dalam menerapkan keterampilan yang mereka dapatkan di sekolah ke dalam kehidupan nyata sehari-hari, hal ini dikarenakan  keterampilan yang diberikan dalam pembelajaran lebih banyak diterima dalam konteks sekolah dari pada konteks kehidupan nyata. Sementara itu  Semiawan dalam Wulandari (2002:1) menyatakan pendapatnya, meskipun para peserta didik mendapatkan nilai-nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap ke dalam situasi lain.
Salah satu faktor penyebab yang mempengaruhi hal tersebut adalah berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan sekolah masih berjalan konvensional dan banyak di dominasi guru (teacher centered). Guru cenderung memindahkan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik sehingga konsep, prinsip dan aturan-aturan terkesan saling terisolasi dan kurang bermakna. Banyak pihak merasa tidak puas lagi dengan model pembelajaran konvensional.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk mengajarkan proses-proses berpikir tingkat tinggi, membantu peserta didik memproses pengetahuan yang telah dimiliki dan membantu peserta didik membangun sendiri pengetahuan tentang dunia sosial di sekelilingnya.
B.     RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas, dapat dibuat beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah teoritis dari definisi pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah?
2.      Apa sajakah kelebihan dan kekurangan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah?
3.      Apa sajakah langkah yang digunakan untuk pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah?
4.      Bagaimanakah penerapan metode pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah?
C.     PEMECAHAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1.      Menganalisis teoritis dari definisi pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah
2.      Menjelaskan kelebihan dan kekurangan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah.
3.      Menjelaskan langkah yang digunakan dalam pembelajaran pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah.
4.      Menjelaskan penerapan metode pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Teoritis dari Definisi Pendekatan Inquiry dalam Pemecahan Masalah
1.      Definisi Pembelajaran pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry, sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang kepada peserta didik untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai cara pendekatan masalah.
Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon keduanya merupakan hubungan antara dua arah, belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Menurut Boud dan Felleti (1997) dan Forgati (1997) strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada peserta didik dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured melalui stimulus dalam belajar.
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
Pembelajaran dengan pendekatan pendekatan pemecahan masalah juga memberikan peluang bagi peserta didik untuk melibatkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang dimiliki peserta didik. Keterlibatan kecerdasan majemuk dalam pemecahan masalah dapat menjadi wahana bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan majemuk beragam untuk melibatkan kemampuannya secara optimal dalam memecahkan masalah.
Pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Oleh karenanya, penilaian pembelajaran dilaksanakan secara nyata dan authentic assesment. O’Malley dan Pierce (1996) mendefinisikan authentic assesment sebagai bentuk penilaian di kelas yang mencerminkan proses belajar, hasil belajar, motivasi, dan sikap terhadap kegiatan pembelajaran yang relevan. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan pelajar yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.

2.    Teori Belajar Yang Mendukung pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah
Berikut ini adalah teori belajar yang mendukung pembelajaran pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah yaitu  teori kognitif, yang didalamnya terdapat teori:
1)      Teori Piaget
Pemanfaatan teori Piaget adalah guru memusatkan pada proses berpikir anak atau proses mental anak lebih utama daripada sekedar hasil. Peran aktif peserta didik dalam pembelajaran sangat penting untuk perkembangan intelektualnya.

2)      Teori Vygotsky
Pemanfaatan dari teori Vygotsky dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar, kemudian menciptakan suasana kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka dan memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan kepada siswa untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah.

3)      Teori belajar Ausubel
Dukungan penting teori belajar bermakna Ausubel adalah dalam hal menghubungkan pengetahuan yang sudah dipunyai siswa dengan masalah yang akan diselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, siswa harus mampu menghubungkan pengetahuan yang ia miliki dengan permasalahan yang dihadapi. Bila pengetahuan atau konsep yang dimiliki peserta didik belum dapat digunakan untuk memecahkan masalah maka guru perlu membimbing peserta didik untuk menemukan konsep tersebut. Dengan demikian peserta didik akan mampu memecahkan masalah yang diajukan apabila ia cukup memiliki pengetahuan yang terkait dengan masalah itu sehingga pengetahuan baru yang didapatkan akan lebih bermakna.
4)      Teori Bruner
Kaitan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah ini guru menekankan keterlibatan peserta didik secara aktif, orientasi induktif lebih ditekankan daripada deduktif, dan peserta didik menemukan atau mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Guru yang menganut teori Bruner harus menjadikan peserta didik mampu mandiri. Guru mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sendiri atau memecahkan masalah secara berkelompok, sehingga peserta didik akan mendapat keuntungan jika mereka dapat “melihat“ dan “melakukan” sesuatu daripada hanya sekedar mendengarkan ceramah.
teori belajar behevioristik berhubungan dengan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah, karena pendekatan pemecahan masalah menyajikan suatu permasalahan yang nyata dilingkungan sekitar peserta didik secara otomatis mereka belajar matematika sekaligus belajar tentang lingkungan kehidupan sekitar sehingga akan mempengaruhi tingkah laku peserta didik dan menurut definisi teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia, sehingga pendekatan pemecahan masalah cocok untuk dipadukan dengan teori belajar behavioristik. Hal ini didukung oleh pendapat Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku.

B.   Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inquiry dalam Pemecahan Masalah
Beberapa kelebihan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah adalah :
1.             Menumbuhkan situasi keakraban diantara peserta didik, karena diberi kesempatan untuk saling berkomunikasi dalam memecahkan suatu permasalahan
2.             Membiasakan berfikir sistimatis dan analitis dalam mengajukan hipotesis dan pemecahan masalah
3.             Membiasakan berfikir objektif dan empirik yang didasarkan atas pengalaman atau data yang diperoleh
4.             Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran
5.             Dapat menambah wawasan bagi peserta didik dan sumber belajar karena terjadi saling tukar pengalaman
6.             Peserta didik lebih memahami konsep matematika yang diajarkan, sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
7.             Melibatkan peserta didik secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.
8.             Peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika, sebab masalah-masalah yang diselesaikan dikaitkan dengan kehidupan nyata. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap matematika.
9.             Menjadikan peserta didik lebih mandiri dan lebih dewasa.
10.         Memupuk sifat inquiry (meneliti) peserta didik
11.         konsep menjadi kuat
12.         Penemuan masalah dapat meningkatkan kreativitas.
Beberapa Kekurangan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah :
1.             Jika tidak ada kesiapan dan kemampuan dari peserta didik untuk memecahkan permasalahan maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai, juga kemungkinan akan terjadi pendominasian oleh beberapa orang peserta didik yang sudah biasa dalam hal mengemukakan pendapat
2.             Tidak dapat diterapkan untuk semua materi pelajaran matematika. Hanya materi tertentu saja yang dapat diajarkan dengan pembelajaran berdasarkan masalah.
3.             Membutuhkan persiapan yang matang.
4.             Memakan waktu yang relatif lama, sehingga dapat berakibat materi pembelajaran kadang-kadang tidak tuntas penyelesaiannya.

C.  Langkah pada Pendekatan Inquiry dalam Pemecahan Masalah
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan Inquiry yaitu sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani :
1.             Stimulation : Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan
2.             Problem Statement : peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis.
3.             Data Collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis itu, peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai narasumber, uji coba sendiri dan sebagainya.
4.             Data Processing : Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan, ditabulasikan kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
5.             Verification : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek terbukti atau tidak.
6.             Generalization : Berdasarkan hasil verifikasi maka peserta didik menarik generalisasi atau kesimpulan tertentu.
Adapun langkah secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi tentang penggunaan pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :
1.             Kegiatan pemberian dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik perhatian peserta didik dan mengungkapkan hubungan bahan belajar yang akan dipelajari dengan bahan belajar yang sudah dikuasai atau dalam keseluruhan bahan belajar secara utuh
2.             Kegiatan penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan untuk mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur pembelajaran yang harus diikuti oleh warga belajar
3.             Proses inquiry. Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a.    Pengajuan permasalahan
b.    Pengajuan pertanyaan
c.    Pengumpulan data
d.   Penarikan kesimpulan
e.    Penarikan generalisasi
4.             Umpan balik. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon peserta didik terhadap keseluruhan bahan belajar yang telah dipelajari
5.             Penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan maupun tertulis dan atau penampilan.

D.  Penerapan Metode Pembelajaran Pendekatan Inquiry dalam Pemecahan Masalah
No
Tahap Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1
Menemukan masalah
Memberikan permasalahaan yang diangkat dari latar kehidupan sehari-hari siswa. Memberikan masalah yang bersifat tidak terdefinisikan.
Berusaha menemukan permasalahan dengan cara melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap masalah yang diberikan.
Memberikan sedikit fakta diseputar konteks permasalahan
Melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam menemukan permasalahan.
2
Mendefinisikan masalah
Mendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan intra personal dan kemampuan awal untuk memahami masalah
Dengan menggunakan kecerdasan interpersonal dan kemampuan awal siswa berusaha memahami  masalah.
Membimbing siswa secara bertahap untuk mendefinisikan suatu masalah-masalah yang diberikan
Berusaha mendefinisikan permasalahan.
3
Mengumpulkan fakta
Membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan data
Melakukan pengumpulan fakta dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang sudah diperolehnya


Membimbing siswa untuk melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara
Melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara.
Membimbing siswa melakukan pengelolaan informasi
Melakukan pengelolaan informasi yang diperolehnya dengan berpatokan pada :
a.       Know
b.      Need to know
c.       Need to do
4
Menyusun hipotesis
Membimbing siswa untuk menyusun jawaban hipotesis/ dugaan sementara.
Membuat hubungan-hubungan antar berbagai fakta yang ada
Membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan majemuk dalam menyusun hipotesis
Menggunakan berbagai kecerdasan majemuk untuk menyusun hipotesis
Membimbing siswa untuk menyusun alternative jawaban sementara
Berusaha menyusun beberapa jawaban sementara.
5.
Melakukan penyelidikan
Membimbing siswa untuk Melakukan penyelidikan terhadap informasi yang sudah diperolehnya.
Melakukan penyelidikan terhadap informasi dan fakta yang sudah diperolehnya.
6.
Menyempurnakan permasalah yang didefinisikan
Membimbing siswa untuk Menyempurnakan permasalah yang didefinisikan
Melakukan Penyempurnaan masalah yang didefinisikan.
7.
Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif
Membimbing siswa untuk menimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif
Menbuat kesimpulan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif
8.
Melakukan pengujian hasil pemecahan masalah
Membimbing siswa melakukan pengujian hasil pemecahan masalah
Melakukan pengujian hasil pemecahan masalah


BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar dan hasil belajar siswa. Guru sebagai penyampai informasi tidak hanya memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
Respon siswa merupakan salah satu indikator keefektifan suatu rancangan pembelajaran. Respon siswa dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada hal lainnya. Dapat pula dilihat melalui partisipasi dalam suatu aktivitas dan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut.
Pembelajaran berdasarkan masalah ditinjau dari aktivitas guru dan siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan respon siswa memenuhi kriteria efektifitas. Akan tetapi hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar baik secara klasikal maupun ketuntasan tujuan pembelajaran. pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa terlibat aktif mengikuti pembelajaran, pembelajaran dengan pendekatan inquiry dalam pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatifitasnya



DAFTAR PUSTAKA
·         Jin-Xing Hao, dkk. Predicting Problem-Solving Performance Using Concept Map. Journal international.
·         Margaret Avard. 2009.  Student-Centered Learning in an Earth Science, Preservice, Teacher-Education Course. Journal international.
·         Nuralam. 2009. Pemecahan masalah sebagai pendekatan dalam belajar matematika. Jurnal nasional.
·         Hartanto. 2011. MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI. Jurnal nasional.
·         http://www.slideshare.net/starainisa/penerapan-pendekatan-inkuiri (diakses : 20 november 2012).